Aku adalah orang asing bagimu, dan engkau adalah orang asing bagiku. Tidak pernah sedetik pun kita berjumpa dalam hidup kita sebelumnya, kan? Ah, jangankan berjumpa, membayangkan sebuah pertemuan pun aku tidak pernah. Luar biasa ya bagaimana Allah ‘mempertemukan dan menyatukan’ Jika bukan karena kasih Allah, tidak mungkin saat ini kita berada dalam kondisi kita saat ini. waloupun batasan jarak ketahuilah Di telepon gengamku kini, telah ku temukan tulisan paling indah dan kata paling merdu tak lain ialah tulisan namamu dan suaramu, sosok yang mampu mengeringkan mataku.
Pernah kah kou berpikir kita akan menjalani tahap-tahap usia pernikahan kita. Insyaa Allah .....
Pada tahun pertama kita, kuharap engkau mau lebih bersabar, mau memahami lebih dalam perbedaan-perbedaan antara kita, sebab kita adalah dua orang asing yang berbagi dayung dalam sebuah perahu besar. Akupun akan senantiasa bersabar untuk belajar mengenai dirimu, karena aku tahu mengenal dirimu adalah saat-saat paling menyenangkan bagiku.
Pada tahun kedua hingga tahun kelima, kuharap kita sudah saling mengerti tentang diri kita masing-masing, tentang sifat dan tingkah laku kita. Saat itu mungkin anak pertama kita akan lahir dan tanggung jawab kita sebagai orangtua baru dimulai. Kemuliaanku sebagai seorang ibu baru saja dimulai, jika aku merasa capek dan lelah bantulah aku. Apalagi kita akan mendidiknya mungkin dalam lingkungan yang baru, yang asing baginya dan kita. Meski aku tahu pada saat itu mungkin kehidupan kita masih prihatin dan belum stabil, kita akan disibukkan dengan kehidupan kita, tapi dengan sepenuh hati aku yakin anak-anak kita yang masih lucu akan mampu menghapus semua duka lara, letih dan lelah, serta rasa capek dan penat karena tugas kita. Tugasku sebagai madrasah yang memberi pendidikan agama dan nilai luhur para orang shaleh pendahulu kita, dan tugasmu membantuku membumikan pendidikan itu.
Pada tahun kelima hingga kesepuluh, mungkin kita akan didera oleh kondisi keuangan karena saat itu kebutuhan kita akan meningkat, anak-anak beranjak ke sekolah dan kebutuhan rumah tangga akan meningkat. aku memohon kepada Rabb-Ku, aku akan bantu dengan doa-doaku, dengan Dhuha dan tahajudku, dengan dzikir dan shadaqahku. Aku berdoa semoga masa-masa sulit segera pergi karena aku percaya sepenuh hati Allah memenuhi janji-Nya kepada kita.
Pada tahun kesepuluh hingga keduapuluh, mungkin Allah telah mengalirkan rezeki yang deras kepada kita, kehidupan mulai mapan, kesejahteraan mulai datang, dan anak-anak mulai dewasa. Aku memohon kepada Rabb-Ku, dan aku akan bantu menguatkan batin dan jiwamu agar kamu tidak terperosok ke dalam jurang kenistaan, godaan dunia berupa harta, tahta, dan wanita. menyadarkan tentang umur dan usia kita yang mulai menua juga temperamenmu yang mulai meninggi dimakan usia. Bantu aku bersahabat dengan anak-anak kita, berikan mereka pengertian tentang arti kehidupan sesungguhnya, karena sebentar lagi mereka akan memilih jalannya masing-masing.
Pada tahun ketigapuluh dan sesudahnya, kita akan kembali berdua, anak-anak lelaki kita akan pergi dan anak perempuan akan mengikuti suaminya, sebagaimana yang orangtua kita jalani saat ini. Kita hanyalah sepasang manusia renta yang tak bisa melawan takdirnya. Kuingin saat itu, hari-hari kita hanya dipenuhi dzikir dan tasbih, dipenuhi munajat dan doa,semoga Allah cukupkan usia dan rezeki kita untuk mewujudkannya.
#lelakiKu_